BASIT Lubis
telah bertahun-tahun berprofesi sebagai pembabat rumput. Dia tidak berfikir dan
tidak melihat ada peluang lain yang bisa dilakukannya, selain bekerja sebagai
pembabat rumput. Basit mencoba menikmati pekerjaannya. Sebab hanya dengan
menerima upahan sebagai pembabat rumput inilah dia bisa menghidupi keluarganya.
Setiap hari
Basit selalu siap dengan mesin babatnya, sepatu boot dan helm jika
sewaktu-waktu ada orang yang meminta jasanya membabat rumput. Sepatu boot agar
dia mudah masuk ke semak belukar, sedangkan helm dibutuhkan untuk menghindari
diri dari pelantingan batu dan benda keras lain ke wajahnya. Pendek kata, dia
selalu menjaga diri dari kemungkinan celaka dalam pekerjaan.
Menjelang
lebaran lalu, Basit banyak mendapat permintaan pembabatan rumput. Tapi saat itu
pula potongan batubata menghantam di bawah lututnya sehingga dia tidak bisa
berjalan. Beberapa hari Basit harus dirawat rumah. Musibah itu, membuat
Basit ingin beralih ke pekerjaan lain.
Lalu seorang kawannya, mengajak Basit menjadi knek truk pasir.
Pria asal
Kotanopan itu lalu menjalani pekerjaan barunya sebagai knek truk pasir, yang
bertugas memuat dan membongkar muatan pasir. Berat dia rasa. Tapi dia terus
bertahan. Suatu hari kawan sekampungnya
datang ke rumah. Basit lalu bercerita tentang pekerjaannya sekarang sebagai
knek truk pasir. Kawannya itu menyarankan membuka usaha saja. “Kalau kau mau
jual sate, bisa diajarkan isteriku,” kata kawannya itu.
Lalu
beberapa hari kemudian, Basit datang ke rumah kawannya itu untuk belajar
membuat sate. Awalnya isteri kawannya itu enggan memberi tahu resepnya, karena
merupakan resep keluarga mereka. Namun belakangan, justru mereka sendiri yang
datang ke rumah Basit mengajarkan resepnya. Basit kemudian membeli sebuah
gerobak sate milik kawannya itu.
Lalu jadilah
Basit sebagai usahawan sendiri. Setiap hari dia memasak ketupat, membuat sate
dan memasak bumbu. “Kini setiap hari baru lalu dua kilogram ayam,” kata Basit
kepada Andalan Sejahtera. Basit bersyukur memiliki usaha. Setiap hari dia
keluar rumah sekitar pukul 4.00 sore dan pulang ke rumah pukul 12.00 malam.
Basit yakin
usahanya ini akan berkembang. Dari satu gerobak dia merencanakan bisa menambah
beberapa gerobak lagi. Bila dibandingkan dengan bekerja menerima upahan sebagai
pembabat rumput dan knek truk pasir, membuka usaha sate keliling ini, jauh
lebih terjamin keuangannya.
No comments:
Post a Comment