Tuesday, April 17, 2012

Dari Tukang Rumput ke Usaha Sate



BASIT Lubis telah bertahun-tahun berprofesi sebagai pembabat rumput. Dia tidak berfikir dan tidak melihat ada peluang lain yang bisa dilakukannya, selain bekerja sebagai pembabat rumput. Basit mencoba menikmati pekerjaannya. Sebab hanya dengan menerima upahan sebagai pembabat rumput inilah dia bisa menghidupi keluarganya.

Setiap hari Basit selalu siap dengan mesin babatnya, sepatu boot dan helm jika sewaktu-waktu ada orang yang meminta jasanya membabat rumput. Sepatu boot agar dia mudah masuk ke semak belukar, sedangkan helm dibutuhkan untuk menghindari diri dari pelantingan batu dan benda keras lain ke wajahnya. Pendek kata, dia selalu menjaga diri dari kemungkinan celaka dalam pekerjaan.

Menjelang lebaran lalu, Basit banyak mendapat permintaan pembabatan rumput. Tapi saat itu pula potongan batubata menghantam di bawah lututnya sehingga dia tidak bisa berjalan. Beberapa hari Basit harus dirawat rumah. Musibah itu, membuat Basit  ingin beralih ke pekerjaan lain. Lalu seorang kawannya, mengajak Basit menjadi knek truk pasir.

Pria asal Kotanopan itu lalu menjalani pekerjaan barunya sebagai knek truk pasir, yang bertugas memuat dan membongkar muatan pasir. Berat dia rasa. Tapi dia terus bertahan. Suatu hari  kawan sekampungnya datang ke rumah. Basit lalu bercerita tentang pekerjaannya sekarang sebagai knek truk pasir. Kawannya itu menyarankan membuka usaha saja. “Kalau kau mau jual sate, bisa diajarkan isteriku,” kata kawannya itu.

Lalu beberapa hari kemudian, Basit datang ke rumah kawannya itu untuk belajar membuat sate. Awalnya isteri kawannya itu enggan memberi tahu resepnya, karena merupakan resep keluarga mereka. Namun belakangan, justru mereka sendiri yang datang ke rumah Basit mengajarkan resepnya. Basit kemudian membeli sebuah gerobak sate milik kawannya itu.

Lalu jadilah Basit sebagai usahawan sendiri. Setiap hari dia memasak ketupat, membuat sate dan memasak bumbu. “Kini setiap hari baru lalu dua kilogram ayam,” kata Basit kepada Andalan Sejahtera. Basit bersyukur memiliki usaha. Setiap hari dia keluar rumah sekitar pukul 4.00 sore dan pulang ke rumah pukul 12.00 malam.

Basit yakin usahanya ini akan berkembang. Dari satu gerobak dia merencanakan bisa menambah beberapa gerobak lagi. Bila dibandingkan dengan bekerja menerima upahan sebagai pembabat rumput dan knek truk pasir, membuka usaha sate keliling ini, jauh lebih terjamin keuangannya.   

No comments:

Post a Comment