Sunday, April 15, 2012

Wirausahawan: BERANI BILA BICARA PASAR


Oleh:          Mukhlizardy Mukhtar 

WIRAUSAHAWAN adalah seseorang yang mudah menyesuaikan diri dengan perubahan. Bahkan wirausahawan sejati selalu mencari perubahan. Bagi wirausahawan, perubahan akan segera ditanggapi dan dimanfaatkan menjadi peluang usaha. Biasanya wirausahawan  dengan cepat akan mengorganisasikan berbagai faktor produksi melalui tim kerjanya.

Untuk membantu Anda mengenal lebih jauh tentang wirausaha, dalam tulisan ini diuraikan secara ringkas indikator wirausaha berhasil, faktor pendukung wirausaha, alasan orang memilih wirausaha  dan risiko wirausaha, terangkum dalam ungkapan: BERANI BILA BICARA PASAR. Tentu saja dengan membaca tulisan  ini tidak menjamin Anda akan sukses berwirausaha. Tulisan ini diharapkan bisa membuka cakrawala calon wirausahawan sebelum mendirikan usaha. Sedangkan bagi Anda yang telah menjalankan wirausaha bisa dianggap sebagai pengulangkaji atau bandingan untuk meningkatkan keberhasilan Anda.

1. Faktor Pendukung Wirausaha


Faktor BERANI perlu Anda pertimbangkan sebelum memulai wirausaha. BERANI yang dimaksud adalah:

1.     Bakat
Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai bawaan dari kelahirannya. Para ahli dan pelaku bisnis sudah sepakat bahwa kewirausahaan dapat dipelajari oleh setiap orang meskipun mereka tidak memiliki bakat. Walaupun demikian, jika wirausahawan memiliki bakat, keberhasilan berwira usaha akan lebih mudah dicapai.

2.     Experience atau pengalaman
Pengalaman tidak dapat diabaikan dalam menunjang keberhasilan berwirausaha. Setiap wirausahawan harus belajar dari kegagalan dan keberhasilan wirausaha masa lalu, baik dari pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain. Semakin berpengalaman seorang dalam berwirausaha akan semakin bijak dan terampil dia menjalankan usaha.

3.     Relasi
Hampir tidak ada wirausahawan yang sukses menjalankan aktivitas bisnisnya tanpa dukungan pihak lain. Wirausahawan membutuhkan pemasok barang, konsumen  untuk membeli, bank sebagai lembaga yang bisa mempermudah transaksi bisnis atau menambah modal usaha melalui kredit. Kemudian, wirausahawan membutuhkan distributor dan karyawan untuk operasionalisasi kerja sehari-hari. Artinya tidak ada wirauasahawan yang mampu tegak berdiri tanpa bantuan pihak lain.

4.     Ambisi dan minat
Seorang wirausahawan harus memiliki minat untuk berwirausaha. Ia juga harus memilih bidang usaha yang diminatinya. Minat terhadap bidang usaha yang dipilih akan menimbulkan rasa cinta terhadap usahanya, sehingga akan sepenuh hati dalam menjalankan usahanya. Pekerjaaan apapun yang dikerjakan tidak akan menjadi beban dan menimbulkan keluh kesah.

5.     Negosiator
Seorang wirausahawan haruslah pandai bernegosiasi dan meyakinkan orang. Sehingga bila terjadi transaksi, mitra usaha tidak akan merasa dirugikan atau tertipu. Di sisi lain kemahiran dalam meyakinkan orang, akan membangun citra baik perusahaan yang dikelolanya. Bila perusahaan bercitra baik akan banyak relasi yang tertarik untuk melakukan kerjasama atau transaksi.   

6.     Ilmu pengetahuan dan modal
Pengetahuan tentang usaha yang dijalankan dan modal mutlak harus dimiliki wirausahawan. Ilmu pengetahuan sama kedudukannya dengan modal usaha. Ilmu  yang memadai, sangat membantu upaya pengembangan usaha. Oleh karena itu, wirausahawan harus terus belajar dari berbagai sumber.

2. Indikator Wirausahawan Sukses

Untuk mengetahui sukses atau tidak seseorang dalam menjalankan usaha terlihat dari indikator BILA yang bisa dipenuhinya.

1.     Banyak untung
Indikator keberhasilan usaha dapat dilihat dari keuntungan  perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan sesuai dengan target, itu artinya perusahaan tersebut telah berhasil menjalankan aktivitas usaha pada periode bersangkutan. Sebaliknya jika perusahaan merugi oleh berbagai sebab, perusahaan tersebut dikategorikan telah gagal dalam menjalankan aktivitas usahanya.

2.     Inginkan sesuatu bisa tercapai
Bila sudah memiliki untung, bila menginginkan sesuatu baik untuk kebutuhan keluarga maupun untuk mengembangan usaha bisa dilakukan atau dicapai. Perusahaan yang berhasil tidak hanya mampu mempertahankan kesinambungan usahanya, namun lebih jauh dari itu, perusahaan harus mampu berkembang lebih baik. Perkembangan usaha dapat terlihat dari perkembangan asset perusahaan, meningkatnya jumlah karyawan, meluasnya daerah pemasaran, meningkatnya kualitas dan kuantitas produksi dan bertambahnya sarana fisik yang dimiliki perusahaan.

3.     Langgeng atau sinambung usahanya
Tidak sedikit wirausahawan jatuh bangun dalam menjalankan usahanya. Tidak jarang perusahaan mengalami kerugian besar, bahkan tidak dapat mempertahankan operasi usahanya. Kehancuran usaha ini dapat disebabkan berbagai alasan, terutama adalah kelemahan pada diri pengusaha bersangkutan, kesalahan manajemen usaha atau lantaran faktor lain.

4.     Andalan bagi keuangan keluarga
Salah satu tujuan utama seseorang berwirausaha adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya. Jika perusahaan mampu memenuhi semua kebutuhan hidup tersebut dan bisa menjadi andalan keuangan keluarga, dapat dikatakan usaha tersebut telah berhasil.


3. Alasan Orang Berwirausaha


Banyak alasan mengapa orang memilih untuk berwirausaha. Tapi biasanya ada enam alasan utama orang memilih berwirausaha. Alasan itu karena mereka ‘bisa bebas BICARA’.

1.     Bidang usaha pilih sendiri
Seorang wirausahawan leluasa memilih sendiri bidang usaha sesuai dengan minat dan bakatnya. Apalagi bila pertimbangan kebutuhan pasar dan keuntungan memungkinkan dia menjalankan usaha sesuai dengan minat dan bakatnya. Biasanya bidang usaha yang sesuai dengan minat dan bakat ini, akan berkembang dengan baik. Bila bidang usahanya disukai seperti hobi, wirausahawan sangat mencintai usahanya. Segenap perhatian dan kemampuan akan dicurahkannya demi perkembangan usaha.


2.     Inginkan sesuatu putuskan sendiri
Tidak seorangpun yang bisa menghalangi pemilik perusahaan mengambil keputusan penting pada perusahaannya. Misalnya keputusan untuk melakukan ekspansi dengan membuka cabang di tempat lain atau keputusan melakukan joint venture dengan pihak lain. Wirausahawan sebagai pemilik dan manajer perusahaan, dapat memutuskan semua itu tanpa harus menunggu kebijakan pihak lain. Kalaupun ia meminta masukan dari tenaga ahli atau konsultan, itu hanya sebagai bahan pertimbangan. Sedangkan keputusan akhir ada ditangan wirausahawan itu sendiri.

3.     Cari dan tentukan tugas sendiri
Wirausahawan memegang jabatan tertinggi di perusahaannya. Ia menjadi pemilik sekaligus manajer dari perusahaan itu. Tidak ada orang yang memerintahnya untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Ia hanya diperintah oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu, dia harus mencari dan menentukan sendiri pekerjaan kantor yang akan dilakukannya. Tidak ada perasaan sakit hati karena mendapatkan perintah dari orang lain secara kasar, sebab semua perintah berasal  dari dirinya sendiri. Sebaliknya ia dapat memerintah karyawannya dengan bijaksana tanpa menyakiti perasaan, sehingga ia menjadi manajer penuh kharisma dan dihormati karyawannya.

4.     Ada untung bisa dinikmati sendiri
Keuntungan hasil usaha seorang wirausahawan menjadi milik usahawan itu sendiri. Bahkan ia akan memperoleh minimal dua macam pendapatan: pendapatan dari posisinya sebagai pemilik usaha dan pendapatan dari posisinya sebagai manajer (karyawan). Jika ia bekerja pada orang lain, pendapatan yang dimilikinya hanya berupa gaji sebagai seorang karyawan.

5.     Rasa puas tinggi
Keberhasilan mengelola usaha akan memberikan kepuasan tersendiri kepada  wirausahawan. Ini tidak dirasakan bila ia hanya menjadi karyawan bagi perusahaan orang lain. Kepuasan ini akan memotivasi dirinya untuk lebih giat bekerja agar perkembangan usaha semakin lama, semakin baik dan kuat. Kepuasan ini juga akan mempertebal rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan pihak ketiga termasuk pelanggan, pemasok, distributor, perbankan dan investor.

6.     Amal dan berpeluang membantu orang lain
Peluang seorang wirausahawan sangat terbuka untuk beramal dan membantu orang lain. Dia bisa mengalokasikan sebagian keuntungan untuk membantu orang-orang kurang mampu, korban bencana alam dan memperkerjakan mereka yang mempunyai potensi tetapi belum memiliki pekerjaan. Dapat membantu orang lain, akan membuat seorang wirausahawan merasa bermanfaat hidup di dunia ini.


4. Risiko Wirausaha


Berwirausaha bukan tanpa rintangan. Lantaran beratnya hambatan untuk mencapai sukses itulah maka seorang wirausahawan haruslah seorang yang berani menghadapi dan mengatasi risiko. Umumnya seorang wirausahawan yang sedang membangun usahanya seringkali dihadapkan pada risiko PASAR dalam menjalankan usahanya.

1.     Pendapatan tidak stabil
Pendapatan seorang wirausahawan tidak dapat dipastikan atau tidak stabil. Pada periode tertentu pendapatan bersih setelah dikurangi dengan total pengeluaran akan menghasilkan keuntungan. Besarnya keuntungan dari satu periode ke periode lainnya berubah-ubah, terkadang besar dan pada saat lainnya kecil. Bahkan pada periode tertentu wirausahawan mengalami kerugian.

2.     Agenda kerja tidak teratur
Seorang wirausahawan harus terbiasa dengan kondisi tidak teratur dan tak menentu, termasuk dalam agenda kerja. Wirausahawan tidak tertutup kemungkinan bekerja dengan jam kerja yang sangat panjang, mulai dari bangun tidur pagi hari sampai menjelang tidur kembali di malam hari. Waktu benar-benar tercurah untuk kepentingan usaha, apalagi jika usaha yang dijalankan sedang menghadapi kerugian atau sebaliknya karena ingin mendapatkan keuntungan yang besar pada periode tertentu. Pada saat tertentu wirausahawan memiliki waktu luang yang cukup tetapi pada saat lainnya sangat sibuk bahkan sampai melupakan waktu istirahat.

3.     Selalu belajar
Wirausahawan dituntut beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi. Kelambatan dalam mengikuti perkembangan dunia usaha akan berakibat kerugian dalam berwirausaha. Belajar tidak dapat ditawar-tawar lagi. Belajar di sini bukan  sekedar mengikuti proses belajar di dalam kelas, tetapi memiliki makna yang lebih luas. Salah satu yang tidak dapat diabaikan adalah belajar dari pengalaman masa lalu, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman keberhasilan usaha pada masa lalu dapat dijadikan contoh untuk kebijakan usaha pada masa kini maupun masa yang akan datang. Demikian juga pengalaman karena kegagalan masa lalu dapat dijadikan pelajaran berharga agar tidak mengalami kesalahan serupa pada masa datang.

4.     Anggaran harus diperhatikan
Risiko lain yang dialami oleh hampir setiap wirausahawan adalah masalah keuangan. Wirausahawan harus berpikir keras untuk dapat mengalokasikan dana yang ada untuk berbagai kepentingan usaha, termasuk untuk pembelian bahan baku, upah tenaga kerja, biaya promosi dan lain-lain.

5.     Risiko kerugian dan tanggungjawab luas
Wirausahawan memiliki tanggungjawab yang luas terhadap keberhasilan dan kegagalan usahanya. Dia harus menangung risiko pada saat terjadi kerugian. Tidak tertutup kemungkinan risiko harus dipertanggungjawabkan sampai menjual harta benda yang dimiliki, walaupun berada di luar perusahaan. Terutama jika perusahaan bentuknya perseorangan dan pailit sehingga akan ditutup. Untuk memenuhi kewajiban pada pihak lain wirausahawan harus menutup semua kewajiban itu walaupun dengan menggunakan harta pribadi.

No comments:

Post a Comment