Oleh: Mukhlizardy Mukhtar
WIRAUSAHAWAN adalah seseorang yang mudah menyesuaikan diri dengan perubahan. Bahkan wirausahawan sejati selalu mencari perubahan. Bagi wirausahawan, perubahan akan segera ditanggapi dan dimanfaatkan menjadi peluang usaha. Biasanya wirausahawan dengan cepat akan mengorganisasikan berbagai faktor produksi melalui tim kerjanya.
Untuk
membantu Anda mengenal lebih jauh tentang wirausaha, dalam tulisan ini
diuraikan secara ringkas indikator wirausaha berhasil, faktor pendukung
wirausaha, alasan orang memilih wirausaha dan risiko wirausaha, terangkum dalam
ungkapan: BERANI BILA BICARA PASAR. Tentu saja dengan membaca tulisan ini tidak menjamin Anda akan sukses
berwirausaha. Tulisan ini diharapkan bisa membuka cakrawala calon wirausahawan
sebelum mendirikan usaha. Sedangkan bagi Anda yang telah menjalankan wirausaha
bisa dianggap sebagai pengulangkaji atau bandingan untuk meningkatkan
keberhasilan Anda.
1. Faktor Pendukung Wirausaha
Faktor
BERANI perlu Anda pertimbangkan sebelum memulai wirausaha. BERANI yang dimaksud
adalah:
1.
Bakat
Bakat
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai bawaan dari kelahirannya.
Para ahli dan pelaku bisnis sudah sepakat bahwa kewirausahaan dapat dipelajari
oleh setiap orang meskipun mereka tidak memiliki bakat. Walaupun demikian, jika
wirausahawan memiliki bakat, keberhasilan berwira usaha akan lebih mudah
dicapai.
2.
Experience atau pengalaman
Pengalaman
tidak dapat diabaikan dalam menunjang keberhasilan berwirausaha. Setiap
wirausahawan harus belajar dari kegagalan dan keberhasilan wirausaha masa lalu,
baik dari pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain. Semakin
berpengalaman seorang dalam berwirausaha akan semakin bijak dan terampil dia
menjalankan usaha.
3.
Relasi
Hampir
tidak ada wirausahawan yang sukses menjalankan aktivitas bisnisnya tanpa
dukungan pihak lain. Wirausahawan membutuhkan pemasok barang, konsumen untuk membeli, bank sebagai lembaga yang bisa
mempermudah transaksi bisnis atau menambah modal usaha melalui kredit. Kemudian,
wirausahawan membutuhkan distributor dan karyawan untuk operasionalisasi kerja
sehari-hari. Artinya tidak ada wirauasahawan yang mampu tegak berdiri tanpa
bantuan pihak lain.
4.
Ambisi dan minat
Seorang
wirausahawan harus memiliki minat untuk berwirausaha. Ia juga harus memilih
bidang usaha yang diminatinya. Minat terhadap bidang usaha yang dipilih akan
menimbulkan rasa cinta terhadap usahanya, sehingga akan sepenuh hati dalam
menjalankan usahanya. Pekerjaaan apapun yang dikerjakan tidak akan menjadi
beban dan menimbulkan keluh kesah.
5.
Negosiator
Seorang
wirausahawan haruslah pandai bernegosiasi dan meyakinkan orang. Sehingga bila
terjadi transaksi, mitra usaha tidak akan merasa dirugikan atau tertipu. Di
sisi lain kemahiran dalam meyakinkan orang, akan membangun citra baik
perusahaan yang dikelolanya. Bila perusahaan bercitra baik akan banyak relasi
yang tertarik untuk melakukan kerjasama atau transaksi.
6.
Ilmu pengetahuan dan modal
Pengetahuan
tentang usaha yang dijalankan dan modal mutlak harus dimiliki wirausahawan.
Ilmu pengetahuan sama kedudukannya dengan modal usaha. Ilmu yang memadai, sangat membantu upaya
pengembangan usaha. Oleh karena itu, wirausahawan harus terus belajar dari
berbagai sumber.
2.
Indikator Wirausahawan Sukses
Untuk
mengetahui sukses atau tidak seseorang dalam menjalankan usaha terlihat dari
indikator BILA yang bisa dipenuhinya.
1.
Banyak untung
Indikator
keberhasilan usaha dapat dilihat dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memperoleh
keuntungan sesuai dengan target, itu artinya perusahaan tersebut telah berhasil
menjalankan aktivitas usaha pada periode bersangkutan. Sebaliknya jika
perusahaan merugi oleh berbagai sebab, perusahaan tersebut dikategorikan telah
gagal dalam menjalankan aktivitas usahanya.
2.
Inginkan sesuatu bisa
tercapai
Bila
sudah memiliki untung, bila menginginkan sesuatu baik untuk kebutuhan keluarga
maupun untuk mengembangan usaha bisa dilakukan atau dicapai. Perusahaan yang
berhasil tidak hanya mampu mempertahankan kesinambungan usahanya, namun lebih
jauh dari itu, perusahaan harus mampu berkembang lebih baik. Perkembangan usaha
dapat terlihat dari perkembangan asset perusahaan, meningkatnya jumlah
karyawan, meluasnya daerah pemasaran, meningkatnya kualitas dan kuantitas
produksi dan bertambahnya sarana fisik yang dimiliki perusahaan.
3.
Langgeng atau sinambung
usahanya
Tidak
sedikit wirausahawan jatuh bangun dalam menjalankan usahanya. Tidak jarang
perusahaan mengalami kerugian besar, bahkan tidak dapat mempertahankan operasi
usahanya. Kehancuran usaha ini dapat disebabkan berbagai alasan, terutama
adalah kelemahan pada diri pengusaha bersangkutan, kesalahan manajemen usaha
atau lantaran faktor lain.
4.
Andalan bagi keuangan
keluarga
Salah
satu tujuan utama seseorang berwirausaha adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup
diri sendiri dan keluarganya. Jika perusahaan mampu memenuhi semua kebutuhan
hidup tersebut dan bisa menjadi andalan keuangan keluarga, dapat dikatakan
usaha tersebut telah berhasil.
3. Alasan Orang Berwirausaha
Banyak
alasan mengapa orang memilih untuk berwirausaha. Tapi biasanya ada enam alasan
utama orang memilih berwirausaha. Alasan itu karena mereka ‘bisa bebas BICARA’.
1.
Bidang usaha pilih sendiri
Seorang
wirausahawan leluasa memilih sendiri bidang usaha sesuai dengan minat dan
bakatnya. Apalagi bila pertimbangan kebutuhan pasar dan keuntungan memungkinkan
dia menjalankan usaha sesuai dengan minat dan bakatnya. Biasanya bidang usaha
yang sesuai dengan minat dan bakat ini, akan berkembang dengan baik. Bila
bidang usahanya disukai seperti hobi, wirausahawan sangat mencintai usahanya.
Segenap perhatian dan kemampuan akan dicurahkannya demi perkembangan usaha.
2.
Inginkan sesuatu putuskan
sendiri
Tidak
seorangpun yang bisa menghalangi pemilik perusahaan mengambil keputusan penting
pada perusahaannya. Misalnya keputusan untuk melakukan ekspansi dengan membuka
cabang di tempat lain atau keputusan melakukan joint venture dengan
pihak lain. Wirausahawan sebagai pemilik dan manajer perusahaan, dapat
memutuskan semua itu tanpa harus menunggu kebijakan pihak lain. Kalaupun ia
meminta masukan dari tenaga ahli atau konsultan, itu hanya sebagai bahan
pertimbangan. Sedangkan keputusan akhir ada ditangan wirausahawan itu sendiri.
3.
Cari dan tentukan tugas
sendiri
Wirausahawan
memegang jabatan tertinggi di perusahaannya. Ia menjadi pemilik sekaligus
manajer dari perusahaan itu. Tidak ada orang yang memerintahnya untuk melakukan
tugas-tugas tertentu. Ia hanya diperintah oleh dirinya sendiri. Oleh karena
itu, dia harus mencari dan menentukan sendiri pekerjaan kantor yang akan
dilakukannya. Tidak ada perasaan sakit hati karena mendapatkan perintah dari
orang lain secara kasar, sebab semua perintah berasal dari dirinya sendiri. Sebaliknya ia dapat
memerintah karyawannya dengan bijaksana tanpa menyakiti perasaan, sehingga ia
menjadi manajer penuh kharisma dan dihormati karyawannya.
4.
Ada untung bisa dinikmati
sendiri
Keuntungan
hasil usaha seorang wirausahawan menjadi milik usahawan itu sendiri. Bahkan ia
akan memperoleh minimal dua macam pendapatan: pendapatan dari posisinya sebagai
pemilik usaha dan pendapatan dari posisinya sebagai manajer (karyawan). Jika ia
bekerja pada orang lain, pendapatan yang dimilikinya hanya berupa gaji sebagai
seorang karyawan.
5.
Rasa puas tinggi
Keberhasilan
mengelola usaha akan memberikan kepuasan tersendiri kepada wirausahawan. Ini tidak dirasakan bila ia
hanya menjadi karyawan bagi perusahaan orang lain. Kepuasan ini akan memotivasi
dirinya untuk lebih giat bekerja agar perkembangan usaha semakin lama, semakin
baik dan kuat. Kepuasan ini juga akan mempertebal rasa percaya diri dalam
berinteraksi dengan pihak ketiga termasuk pelanggan, pemasok, distributor,
perbankan dan investor.
6.
Amal dan berpeluang
membantu orang lain
Peluang
seorang wirausahawan sangat terbuka untuk beramal dan membantu orang lain. Dia
bisa mengalokasikan sebagian keuntungan untuk membantu orang-orang kurang
mampu, korban bencana alam dan memperkerjakan mereka yang mempunyai potensi
tetapi belum memiliki pekerjaan. Dapat membantu orang lain, akan membuat
seorang wirausahawan merasa bermanfaat hidup di dunia ini.
4. Risiko Wirausaha
Berwirausaha
bukan tanpa rintangan. Lantaran beratnya hambatan untuk mencapai sukses itulah
maka seorang wirausahawan haruslah seorang yang berani menghadapi dan mengatasi
risiko. Umumnya seorang wirausahawan yang sedang membangun usahanya seringkali
dihadapkan pada risiko PASAR dalam menjalankan usahanya.
1.
Pendapatan tidak stabil
Pendapatan
seorang wirausahawan tidak dapat dipastikan atau tidak stabil. Pada periode
tertentu pendapatan bersih setelah dikurangi dengan total pengeluaran akan
menghasilkan keuntungan. Besarnya keuntungan dari satu periode ke periode
lainnya berubah-ubah, terkadang besar dan pada saat lainnya kecil. Bahkan pada
periode tertentu wirausahawan mengalami kerugian.
2.
Agenda kerja tidak teratur
Seorang
wirausahawan harus terbiasa dengan kondisi tidak teratur dan tak menentu,
termasuk dalam agenda kerja. Wirausahawan tidak tertutup kemungkinan bekerja
dengan jam kerja yang sangat panjang, mulai dari bangun tidur pagi hari sampai
menjelang tidur kembali di malam hari. Waktu benar-benar tercurah untuk
kepentingan usaha, apalagi jika usaha yang dijalankan sedang menghadapi
kerugian atau sebaliknya karena ingin mendapatkan keuntungan yang besar pada
periode tertentu. Pada saat tertentu wirausahawan memiliki waktu luang yang
cukup tetapi pada saat lainnya sangat sibuk bahkan sampai melupakan waktu
istirahat.
3.
Selalu belajar
Wirausahawan
dituntut beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi. Kelambatan dalam
mengikuti perkembangan dunia usaha akan berakibat kerugian dalam berwirausaha.
Belajar tidak dapat ditawar-tawar lagi. Belajar di sini bukan sekedar mengikuti proses belajar di dalam
kelas, tetapi memiliki makna yang lebih luas. Salah satu yang tidak dapat
diabaikan adalah belajar dari pengalaman masa lalu, baik pengalaman diri
sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman keberhasilan usaha pada masa
lalu dapat dijadikan contoh untuk kebijakan usaha pada masa kini maupun masa
yang akan datang. Demikian juga pengalaman karena kegagalan masa lalu dapat dijadikan
pelajaran berharga agar tidak mengalami kesalahan serupa pada masa datang.
4.
Anggaran harus
diperhatikan
Risiko
lain yang dialami oleh hampir setiap wirausahawan adalah masalah keuangan.
Wirausahawan harus berpikir keras untuk dapat mengalokasikan dana yang ada
untuk berbagai kepentingan usaha, termasuk untuk pembelian bahan baku, upah
tenaga kerja, biaya promosi dan lain-lain.
5.
Risiko kerugian dan
tanggungjawab luas
Wirausahawan
memiliki tanggungjawab yang luas terhadap keberhasilan dan kegagalan usahanya.
Dia harus menangung risiko pada saat terjadi kerugian. Tidak tertutup
kemungkinan risiko harus dipertanggungjawabkan sampai menjual harta benda yang
dimiliki, walaupun berada di luar perusahaan. Terutama jika perusahaan
bentuknya perseorangan dan pailit sehingga akan ditutup. Untuk memenuhi
kewajiban pada pihak lain wirausahawan harus menutup semua kewajiban itu
walaupun dengan menggunakan harta pribadi.
No comments:
Post a Comment